Next day12 - stop BaPer sebelum terlambat!
BaPer = Bawa Perasaan
Kata baper adalah kata yang sangat sering terdengar di
telinga Mawan akhir akhir ini, dari mulai tidak tahu apa apa, hingga kini Mawan
betul betul paham apa itu baper atau bawa perasaan.
Baper adalah sebutan bagi orang orang yang selalu melibatkan
perasaannya dalam setiap situasi, terlalu mengedepankan perasaan hingga
cenderung melupakan logika,
Ciri ciri penderita baper adalah selalu membesar besarkan
masalah, menganggap masalah sederhana adalah masalah rumit, mudah tersinggung,
mudah terpancing emosi nya dan mudah juga meluapkannya.
Baper terbagi kedalam dua jenis,
Pertama, baper diam diam. Seperti namanya, baper jenis ini
adalah baper yang hanya si penderita lah yang mengetahui nya, tak ada orang
lain yang mengetahui selain dirinya sendiri dan tuhan. Contohnya, jenis ini
terjadi pada perempuan yang dibuat meleleh oleh perlakuan tertentu seorang laki
laki yang padahal tidak memiliki hubungan apapun dengannya, lalu ia merasa
(hanya ia yang merasakan) bahwa laki laki itu suka padanya tanpa tahu bahwa
ternyata ia melakukan itu pada semua perempuan, so, thats not as special as
she thinks... perempuan itu cuma terlalu terbawa suasana. Singkatnya,
BAPER!
Kedua, adalah baper yang transparan. Semua orang bisa
melihatnya, baper jenis ini adalah baper yang sering menimbulkan masalah,
karena para penderita nya kadang tidak tahu tempat untuk menunjukkan
ke-baper-annya, lalu mereka emosi dan meluapkannya pada waktu yang hampir
bersamaan. Contohnya, ketika terdapat perkumpulan beberapa orang yang sedang
membahas sebuah topik secara acak, dan salah satu di antara mereka melemparkan
sebuah lelucon konyol tentang seseorang yang padahal tidak jelas siapa, malah
ada pihak yang tersinggung atau semacam ke-geer-an bahwa lelucon itu untuk
dirinya, dan di waktu yang sama, dengan lantang ia mematahkan lelucon itu
dengan sekedar berkata ga lucu! Kemudian
ekspresinya berubah menjadi tak bersemangat hingga akhirnya meledak dengan
mengeluarkan kata kata yang luar biasa. Lebay nya. Seakan ia telah di serang
dari segala arah dan di sakiti banyak pihak, padahal masalahnya cuma satu,
BAPER!
Dan menurut hipotesa Mawan dalam penelitiannya mengamati
fenomena alam ini, baper baper tertentu bisa saja di perbolehkan,
selama baper itu menuntun penderita nya ke arah yang lebih
baik,
Contohnya,
Nyra kecewa hasil ujiannya jeblok, ia menangis semalaman,
padahal satu kelasnya tak satupun yang mendapat nilai di atas 65, Baper! Lalu
akhirnya ia belajar lebih keras lagi dan memperbaiki semuanya.
Bayu yang kecolongan menghabiskan uangnya saat di ajak berlibur
dengan teman temannya hingga ia menatap barang barang yang di beli nya dengan
penuh perasaan bersalah dan membuatnya tak bisa tidur semalaman, Baper! Dan ia
pun berjanji untuk bisa lebih hemat kedepannya.
Fatih, si pemuda religius yang siang tadi secara tak terduga
menyerang rekan kerja nya dalam sebuah rapat organisasi dalam bentuk kata kata
yang dipenuhi nada amarah, meskipun ia ada di pihak yang benar, yang tak
seorang pun menyalahkannya dan justru malah mendukungnya, namun ia tahu
seharusnya ia bisa menahan hawa nafsunya untuk tidak meluap luap seperti itu,
ia gelisah, galau dan merasa sangat berdosa, Baper! Lalu ia bersujud di atas
sajadah memohon ampunan-Nya atas kelakuannya itu.
Nah, seperti itulah baper yang positif, baper yang membuat
penderita nya melakukan hal yang lebih baik, dan masih banyak contoh lainnya,
Tapi, ketika ada positif, selalu ada negatif, Mawan kembali
berhipotesa mengenai baper baper yang bersifat negatif, tentunya berdampak
buruk bagi penderitanya bahkan orang lain disekitarnya,
Contohnya,
Karena baper, Bella kebingungan menjelaskan pada Adam kalau
pada saat ia sering berkata kalau Adam adalah jodohnya, hanyalah sebuah candaan
biasa yang juga ia katakan pada teman lelakinya yang lain, dan ketika Adam menganggapinya
serius, semuanya menjadi rumit.
Karena Baper, Alyssa
menangis semalaman suntuk ketika tahu bahwa perhatian dan perlakuan baik dari
Andri adalah sebatas rayuan gombal yang sengaja dilakukannya hanya untuk
membuat Alyssa baper, entah apa maksudnya Andri melakukan itu, saat Andri
dengan jelas berkata ‘lu nya aja yang terlalu pake perasaan’ semuanya menjadi
rumit.
Karena baper, Badai jadi salah mengartikan sikap baik Shinta
yang selama ini ia anggap sebagai sebuah ‘harapan’ untuknya, ia lupa bahwa
Shinta dan bahkan dirinya sendiri pun sudah memutuskan untuk tetap berteman dan
bertingkah laku layaknya teman sama seperti yang lainnya, ketika Badai larut
dalam ke-lupa-annya dan merasa nyaman dengan sikap Shinta, semuanya menjadi
rumit.
Karena baper pula lah, kini kelas Mawan menjadi tempat untuk
saling menyindir satu sama lain, menyindir tentang hubungan si A dan si B yang
sudah berakhir, tentang B yang kini berhubungan dengan si C dan si D yang
mengompor ngompori hubungan si B dan si C. Dan ketika si D seakan mencari
anggota tim ‘kompor’ dengan mengajak si E, si F dan si G. Saat si D malah heboh
mengompori hubungan itu si A, B sama C, semuanya menjadi SANGAT rumit.
Mawan sampai pada kesimpulan, bahwa baper bisa melanda siapa
saja, termasuk dirinya, miliki lah baper jenis pertama dan baper yang berdampak
positif, jangan jenis baper yang lainnya, karena itu hanya akan memperkeruh air
sungai yang sudah keruh.
Baper lah pada tempatnya, dan jangan baper kalau tiada
artinya.
STOP BAPER SEBELUM TERLAMBAT!!
Next day_11 - dua syarat menjadi manusia
Hari ini
Mawan mempelajari hal baru, yaitu, manusia, khususnya sebagai mahasiswa,
selayaknya memiliki 2 hal, atau setidaknya satu di antaranya
Pertama,
kepercaya dirian
Kedua,
kepintaran
Orang yang
memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mudah melangkahkan kakinya
dimanapun, mereka berani berkomunikasi dengan banyak orang, berbicara di
hadapan banyak orang, tampil di hadapan banyak orang dan tak segan untuk
mengikuti kegiatan kegiatan pengembangan diri untuk semakin menambah rasa
percaya dirinya. Tidak perduli mereka pintar atau tidak, percaya diri akan
membuat mereka di percaya oleh orang lain untuk melakukan tugas tertentu. Contoh
kecilnya untuk menjadi seorang presenter, menjadi seorang presenter tidak
mengharuskan memiliki tingkat kepintaran tertentu, tapi percaya diri adalah
kuncinya. Mereka yang terbiasa bicara di hadapan banyak orang akan dengan
leluasa ketika di pinta untuk membawakan sebuah acara, mereka bisa dengan luwes
dan santai bicara di hadapan publik. Dengan begitu, orang pun akan mempercayainya
untuk kembali mengemban tugas yang sama di lain kesempatan atau tugas lain yang
juga membutuhkan kepercaya dirian yang tinggi.
Kedua adalah
orang yang pintar atau cerdas, orang orang seperti ini adalah orang orang yang
berada di balik layar, mereka bekerja di belakang, tidak banyak orang yang
mengetahui integritasnya, bisa karena mereka memang kurang percaya diri untuk
tampil di hadapan banyak orang. Mereka bekerja dengan otak dan kepribadian
mereka masing masing sehingga menghasilkan sebuah karya atau prestasi luar
biasa pada bidangnya. Popularitas, ketenaran atau tepuk tangan bukanlah hal
yang mereka cari, itu semua hanya mereka anggap sebagai bonus dari hasil
keringat mereka, yang mereka kejar adalah jawaban dari sebuah pertanyaan,
penjelasan dari sebuah jawaban dan kesempurnaan dari sebuah penjelasan. Dengan
cara cara itulah orang akan mempercayai mereka dengan kemampuan otak kiri nya
yang layak di perhitungkan.
Mawan
berfikir, masuk kedalam golongan manakah dirinya???
Jika
seseorang bisa termasuk kedalam kedua golongan tersebut, beruntunglah dia, jika
nilai akademisnya layak di perhitungkan, kemampuan berfikirnya di atas rata
rata di tambah ia cukup percaya diri untuk tampil di depan umum menunjukkan
kemampuannya, manusia seperti inilah yang bisa di katakan luar biasa.
Tapi
setidaknya memiliki satu di antara kedua nya pun adalah suatu hal baik yang
patut di syukuri dan di gali lebih dalam lagi, Mawan merasa dirinya ada di
golongan pertama, ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi bahkan cenderung
tidak tahu malu untuk tampil di hadapan banyak orang. Mawan suka di kala
dirinya menjadi pusat perhatian (in a
good way), dan ia sadar bahwa kemampuan akademisnya masih pas pasan, karena
itulah ia berusaha mempertahankan itu dan meningkatkan rasa percaya dirinya
untuk bisa selalu berani menunjukkan bakatnya di hadapan orang lain agar ia
bisa di percaya untuk melakukan tugas yang membutuhkan kepercaya dirian tinggi.
Namun ia juga tak lupa untuk juga meningkatkan prestasi akademik nya, ia pun
bertekad untuk bisa memiliki kedua hal itu secara bersamaan seiring berjalannya
waktu.
Kasarnya,
“Pinter
engga, pede harus,
Ga berani show off? Belajar yang bener, biar
pinter!
Pede engga,
pinter juga engga, apa yang mau di jual ke orang lain????”
Dengus
Mawan...
Introduction (Mawan's day)
Mawan bukan siapa siapa, dia bukan aktor,
penyanyi, penyair, pilot bahkan ilmuwan,
Mawan cuma manusia biasa, yang punya kehidupan
sederhana, ia terlahir sebagai orang yang biasa biasa saja, tidak luar biasa
seluar biasa dalam cerita dongeng sampai sinetron,
Hidupnya dipenuhi dengan hal hal aneh dan
gila, kelakuannya konyol, tertawa nya besar, sebagian besar temannya adalah
orang yang juga setengah waras, ia jarang sekali bertingkah serius,
Tapi, hal yang membuatnya spesial adalah, dia
memiliki tekad kuat untuk merubah dirinya menjadi lebih baik dan lebih baik,
Semakin hari Mawan semakin beranjak dewasa, perlahan
lahan, ia mulai mengatur ulang kehidupannya, ia memperbaiki hubungannya dengan
orang orang di sekitarnya, mulai dari dirinya sendiri, keluarga, teman, sampai
tuhannya, Allah SWT
Ini semua adalah rangkaian cerita kehidupan
Mawan dari hari ke hari, walau kadang, bahkan sering ngelewatin hari hari yang
membosankan, tapi cowo satu ini selalu dapet pelajaran baru tiap hari, bisa
dari kejadian yang dia alamin, orang yang dia temuin, dari dirinya sendiri, bahkan
dari benda mati sekalipun. Mawan selalu ngambil pelajaran dari setiap jengkal
kehidupan yang di jalaninya,
Walaupun usaha nya dalam memperbaiki diri
masih jauh dari kata sempurna dan tak semua orang melihat perubahan dalam
dirinya, namun Mawan selalu meyakinkan dirinya, bahwa ia telah berubah, dan
harus terus berubah ke arah yang lebih baik,
Ini bukan dongeng sebelum tidur, bukan sejarah
yang perlu di hafal, bukan juga ilmu sains yang penuh dengan teori, bukan tabel
periodik unsur kimia yang disusun secara berurutan, apalagi naskah sinetron
yang sangat menguras emosi, semua tersaji secara acak, coretan coretan
sederhana namun penuh makna tentang kehidupan seorang Mawan...
Enjoy
reading...
Don’t be
too serious... : )
day10_menjadi laki laki
Di tengah tengah pelajaran, Mawan malah asyik
ngobrol sama Bella, salah satu teman sekelasnya yang cukup dekat dengan Mawan,
mungkin karena mereka sama sama memiliki tingkah laku yang konyol dan sering
tertawa bersama sama. Mawan sedang memainkan ponsel Bella, tiba tiba dering sms
berbunyi, dia langsung memberikan ponselnya pada Bella, namun setelah melihat
notifikasi ponselnya, Bella mengembalikan lagi ponselnya itu pada Mawan,
“kenapa? Ga di liat dulu?” tanya Mawan.
“ngga ah, ga penting,” jawabnya singkat.
“siapa emang? Gua liat yaaa...” sikap kepo nya
kembali kumat.
“jangan...!! eh, tapi liat aja deh, bodo
amat...” katanya lagi cuek. Mawan pun iseng memeriksa pesan dari siapakah itu,
dan di kotak masuk ponsel Bella, tertera nama seseorang yang bertanya pukul
berapa Bella pulang hari ini, ‘Ka Rian’ begitulah nama itu tertulis.
“ciee... Ka Rian niih... yakin ga mau di
bales????” canda Mawan.
“yakin banget, lagi males ketemu dia,”
“kenapa emang? Tumben amat...” tanya Mawan
sambil terus mengulik ponsel Bella.
“males aja Wan, bukan apa apa sih, tapi ga tau
lah, ada satu cara pikir dia yang gua ga suka, jadi males aja bawaannya...”
“cara pikir dia yang mana...”
Rian adalah senior Mawan dan Bella dari
jurusan berbeda yang sudah lulus sekitar satu tahun yang lalu, seperti halnya
Bang Aping dan senior senior nya yang lain, Rian juga masih betah berada di
kampus, ia masih sering datang ke kampus, entah jelasnya untuk apa, sejauh yang
Mawan tau, Rian ke kampus untuk bertemu teman temannya yang mungkin sudah
berlangganan untuk memperbaiki gadget mereka.
Sebagai lulusan teknik informatika, permasalahan yang berkaitan dengan
jaringan, koneksi atau perangkat pada sebuah gadget bukanlah hal sulit bagi Rian, ia bisa mengatasi permasalahan
semacam itu. Dari situ lah Rian mendapat uang saku untuk kehidupan sehari hari
nya sebelum ia mendapat pekerjaan tetap. Dan saat ini Rian sedang berusaha
mendekati Bella.
“dia tuh orangnya pemilih Wan...” kata Bella.
“pemilih gimana?”
“ya lu tau sendiri sekarang dia belum punya
kerjaan tetep, ya itu tuh gara gara dia terlalu pemilih...”
“oh gitu, dia yang bilang sendiri sama lu?”
“ya ga secara langsung, tapi dia emang sering
bilang tentang alesan alesannya kenapa ga mau kerja disini, disitu... adaaaa
aja alesannya, ga ngerti gua sama jalan pikirannya...”
“contohnya apa alesannya?”
“kejauhan lah, jadwal nya nyiksa lah, malah ga
jarang dia bilang gaji nya kecil, parah kan?”
“ya elaaah, pemula mah ga usah banyak gaya
kali, ga usah banyak nuntut, jalanin aja dulu...” timpal Mawan.
“nah itu, terakhir dia cerita, kalo bapak nya
tuh sering nawarin dia kerjaan, tapi dia nya aja yang banyak alesan, malah dia
bilang ke gua kalo dia ga suka di paksa, maksudnya, dia males kalo ditanya
kerja dimana, udah punya apa, kapan nikah? menurut dia, kebahagiaan itu ga di
tentuin dari materi doang, katanya lagi, asalkan dia nyaman sama hidupnya
sekarang dan ga ngerugiin orang lain, yaudah, ga ada masalah. Padahal kan
pertanyaan kaya gitu wajar untuk seorang laki laki yang udah lulus kuliah kaya
dia, apalagi yang nanya nya itu orang tua nya sendiri, iya kan?”
“yaiyalah, jangankan yang udah lulus Bel, gua
aja yang masih kuliah pernah ditanya kaya gitu...”
“nah itu, untungnya bapak nya dia sabar, ga
pernah bener bener maksa, makanya sampe sekarang dia masih santai. Kalo gua
jadi bapak nya, udah gua usir kali dari rumah...”
“hahaha, sabar Bel, sabar... yang penting dia
baik sama elu kan.. :D”
“iya sih, gaada hubungannya kali Wan -_-,
maksud gua, harusnya Ka Rian tuh berpikir
realistis, bukan sekedar arti kebahagiaan yang ga di ukur dari materi, bukan
itu doang, tapi ya emang sebagai laki laki dia kan harus punya tanggung jawab,
suatu saat nanti tuh dia bakal nikah, jadi kepala keluarga, bukannya jaman
sekarang cinta doang ga cukup? Secara realistis kan kaya gitu iya kan?”
Mawan ngangguk ngangguk tanda setuju sama kata
kata Bella. “padahal temen temennya kan udah pada kerja yah, ga ada niat untuk
ngikutin apa ya?”
“iya makanya, itu yang bikin gua males ngobrol
sama dia, terlalu naif, terlalu imajinatif, sampe lupa kenyataan...” kata Bella
sedikit ketus.
Dari pandangan Bella terhadap Ka Rian, Mawan
sadar kalau mungkin hampir semua perempuan punya pikiran yang sama kaya Bella. Di usia dewasa, perempuan bukan lagi hanya
berfikir tentang cinta dan kasih sayang, tapi juga materi dan realita.
Mawan terima itu, karena memang kenyataan nya seperti itu, laki laki memiliki
tanggung jawab besar melebihi seorang wanita, mereka di tuntut untuk bisa
menghidupi bukan hanya dirinya sendiri, tapi juga orang lain, orang tuanya,
istrinya dan anak anaknya kelak.
Cara fikir seperti Ka Rian adalah cara fikir
yang harus dibuang jauh jauh oleh Mawan, apalagi ia mendengar pendapat dari
seorang perempuan secara langsung tentang seperti apa laki laki seharusnya
bertindak, sebagai orang yang sedang berusaha mendapatkan hati Bella, secara
tidak langsung Rian sudah gagal di tengah perjalanan karna sikapnya itu, dan
Mawan tidak mau itu terjadi pada dirinya, hal
semacam itu akan menjadi modalnya untuk membangun harga dirinya di hadapan
perempuan.
Mawan tidak ingin ada perempuan yang berfikir
seperti Bella tentang Ka Rian pada dirinya, Mawan ingin terus memperbaiki
dirinya untuk masa depannya, ia ingin bisa menjadi sosok laki laki yang
bertanggung jawab, mapan dan layak menjadi pemimpin suatu saat nanti.
Mawan hanya ingin terus berusaha memantaskan
dirinya untuk perempuan yang akan menjadi jodohnya kelak.... :D